Empat tahun lalu, saya tersentak
ketika sedang berbicara dengan mama saya. Topik apa lagi jika bukan mengenai
uang ? Malam itu, setelah berbasa-basi sejenak, mama mulai bertanya berapa
jumlah tabungan saya. Kemudian dia melanjutkan bertanya mengenai gaji saya.
Bukan pertanyaan ini yang membuat saya kaget, tetapi perhitungan mama saya yang
bikin mata ini terbuka. Saya yakin ilustrasi ini akan membuat anda tercengang
juga !
. Karena saya masih tinggal di rumah
orang tua, maka tidak perlu bayar listrik, bayar air, beli makanan, beli garam,
beli sabun, dan segala keperluan rumah tangga. Pendeknya, duitmu itu utuh,
lagian...kamu gak pernah kasih mama uang belanja ! Dan perhitungan 30 juta itu
adalah perhitungan paling kecil, seharusnya di tabunganmu ada lebih dari itu.
Jadi...pertanyaannya adalah...kemanakah larinya uang pribadimu ??
Setelah mendengar kata-kata
tersebut, otak saya tak berhenti berputar mencari jawaban atas pertanyaan tadi.
Saya tidak bisa menolak argumen mama karena dia 100% betul. Saya sadar kalau
ternyata manajemen keuangan pribadi saya kacau balau. Dan dari detik itulah
saya memperbaikinya. Dan tulisan ini adalah cara baru saya mengelolah keuangan.
Semoga berguna.
DUA JENIS MANUSIA
Menurut saya, hanya ada dua jenis manusia jika ditinjau dari cara mereka
mengatur keuangan pribadinya. Jenis pertama adalah mereka yang mencukupkan
pengeluarannya berdasarkan pendapatannya. Dan jenis berikutnya adalah mereka
yang menentukan pengeluarannya baru kemudian mencari cara untuk mencukupkannya.
Tidak ada yang jelek ataupun yang baik dari kedua jenis ini, masing – masing
mempunyai kelebihan dan kekurangan. Yang terbaik adalah yang sesuai dengan
kepribadian anda !
Saya termasuk jenis pertama, dan
akibatnya adalah tulisan ini akan berat sebelah... he... he...he... Mau gimana
lagi, kan ini blog saya dan tujuannya adalah membagikan pengalaman hidup saya.
Tetapi menurut pendapat saya, tips mengelolah keuangan pribadi yang akan saya
bagikan di sini bisa diterapkan untuk jenis manusia apapun. Mengapa ? Karena
saya jenius ! ^-^' (ha...ha...ha....pede amaaat....!!)
Setiap bulan, setelah menerima
amplop dari tempat kerja, maka saya akan membagi isinya menjadi beberapa
bagian :
- Kas rumah tangga, karena saya udah menikah !!
(Prioritas 1)
- Tabungan masa depan (Prioritas 2)
- Keperluan pribadi (Prioritas 3)
Nah...selama sebulan kedepan saya
harus hidup dengan jumlah uang di pos keperluan pribadi. Cukup atau nggak cukup
yaah harus dicukup-cukupkan, kan itu uang sisa... hik... hik..hik.... kalo gak
cukup yaa....gak jajan. Kadang kala saya ingin menambah penghasilan bulanan
saya dengan cara cari ceperan, tetapi saya bukan tipe pekerja yang suka ambil
resiko alias “tipe cari aman”. Saya sadar bahwa saya bukan tipe mesin pengeruk
uang yang baik, tetapi saya adalah tipe pengelolah uang yang baik. Karena itu
saya lebih pas dengan mencukupkan apa yang saya dapat dan mengelolahnya supaya
memberikan tingkat pengembalian yang lebih tinggi dari bunga bank. Salah satu
caranya adalah dengan membeli emas batangan (jika memungkinkan hal ini akan
saya tulis di kemudian hari) dan beli dollar.
Sementara itu, teman saya yang
namanya Jonas adalah tipe kedua yaitu tipe yang menentukan pengeluarannya
terlebih dulu kemudian mencari cara untuk mencapainya. Biasanya jenis ini
adalah mesin pengeruk uang yang efektif. Dan memang begitulah si Jonas ini. Dia
pinter sekali mencari peluang usaha dan mendapatkan uang. Saya rasa inilah
keadilan Tuhan semesta alam. Tiap – tiap kepribadian diberi kelebihan sekaligus
kekurangan. Saya kurang pandai mencari uang tetapi pandai mengelolahnya, di
lain pihak, si Jonas pandai mencari uang tetapi lemah dalam pengaturannya. Pernahkah
anda membayangkan jika kedua pribadi ini digabung akan menjadi apa kelak ?
Jawabannya adalah bentuk usaha dan kerjasama tim yang ideal ! Dan ini sudah
dibuktikan dengan usaha kami bersama dalam The sainT, wedding organizer.
KAYA ATAU MISKIN ADALAH SOAL
MANAJEMEN KEUANGAN, PERENCANAAN DAN KEBERUNTUNGAN!
Perbedaan utama mengenai orang kaya dan dan miskin ada pada sikap mental. Orang
yang mempunyai sikap optimis sudah pasti ditakdirkan menjadi orang kaya. Namun
antara takdir dan kenyataan belum tentu sama karena ada beberapa hal yang
menentukan antara takdir dan kenyataan. Salah satunya adalah perencanaan.
Jika anda adalah seorang karyawan
maka anda memiliki pendapatan yang pasti tiap bulannya. Tugas anda adalah
menyisihkan sedikit pendapatan anda untuk investasi. Jumlahnya tidak penting,
yang penting adalah disiplin ! Ingatlah pepatah sedikit demi sedikit lama-lama
menjadi bukit. Sebaliknya jika anda seorang pengusaha maka alokasi untuk
investasi masa depan anda tidak akan sama jika anda seorang karyawan. Ada masa
krisis dan ada masa jaya. Jika anda tidak disiplin maka anda akan selalu
kekurangan baik ketika anda krisis maupun ketika sedang jaya. Gampangnya,
ketika usaha sedang rame, jumlah investasi anda seharusnya lebih besar bukan
jumlah konsumsinya. Seorang teman saya yang memiliki bisnis travel mengerti
tentang hal ini tetapi tidak melakukannya, sebab bicara memang mudah daripada
melakukan ! Tidak heran dia selalu kekurangan uang ketika masa paceklik. Godaan
untuk meningkatkan pengeluaran ketika sedang mendapatkan banyak uang lebih
besar daripada memikirkan masa depan. Percayakah anda bahwa kaya atau miskin
ditentukan oleh perencanaan ?
Masalah yang umumnya terjadi adalah
pertanyaan, “Mau nambung gimana pak ? Wong buat makan sehari-hari saja tidak
cukup !!” Betul sekali ! Pertanyaan anda itu adalah pertanyaan klasik yang
ditanyakan di tiap-tiap generasi. Jawaban saya adalah “BAYAR HARGA
!”
Cobalah bertanya kepada orang kaya
yang anda kenal, berapa jam mereka bekerja, berapa harga yang harus mereka
bayar supaya menjadi kaya, dan apa yang telah mereka lakukan sehingga bisa
menjadi kaya ? Saya yakin anda akan kaget dengan pengorbanan yang mereka
lakukan dan tingginya harga yang harus mereka bayar. Semua membutuhkan
perjuangan dan usaha. Dan apa yang anda lakukan akan mendapatkan balasan yang
setimpal. Pertama-tama, disiplin untuk menyisihkan sebagian pendapatan anda,
jangan terlalu memikirkan jumlahnya (karena saya yakin jumlahnya akan meningkat
seiring dengan berjalannya waktu). Saya sendiri belajar dari 300.000/bulan
kemudian naik menjadi 500.000/bulan dan sekarang sudah diatas 1.000.000/bulan.
Kemudian setelah terkumpul anda bisa menginvestasikan tabungan tersebut di
instrumen keuangan yang memberikan tingkat pengembalian yang lebih tinggi daripada
bunga bank.Saran saya adalah di Logam Mulia. Instumen ini rata-rata tingkat
pengembaliannya 15%/tahun dan sangat aman sebagai media investasi. Belilah emas
batangan bukan emas perhiasan karena emas perhiasaan dipotong ongkos ketika
anda menjualnya kembali.
Saya menyebut hal diatas tadi dengan
manajemen keuangan. Dan sebenarnya hal inilah yang menyebabkan orang kaya
bertambah kaya. Tahun 2008 lalu, saya membeli emas batangan seharga Rp
250.000/gram. Emas batangan tersebut saya jual dengan harga Rp 330,000,00 pada
pertengahan Januari 2010 ini. Hal itu berarti 32% selama dua tahun. Anggap saja
uang yang saya investasikan di emas ini adalah 100juta, maka keuntungan pasif
saya adalah 32juta selama dua tahun. Jumlah yang lumayan besar untuk
penghasilan pasif bukan ? Bandingkan jika anda taruh di bank yang tingkat suku
bunganya 6 -8% pertahun.
Manajeman keuangan adalah soal
mengelolah uang supaya memberikan tingkat pengembalian yang lebih tinggi. Anda
akan menemukan masalah ini ketika jumlah uang di tabungan anda bertambah
banyak....he...he...he....Saya sendiri tidak menyadari akibat kedisiplinan
menabung saya semenjak 10 tahun yang lalu. Banyak sekali duit saya....mau
diapakan yaa ?? Ayo foya-foya...!!
Saya rasa inilah efek samping dari
tipe mencukupkan pengeluaran berdasarkan pendapatan, yaitu sebuah gaya hidup.
Karena terbiasa memprioritaskan masa depan maka secara tidak langsung gaya
hidup saya berubah. Saya lebih bisa memilih antara kebutuhan dan keinginan
hidup, saya lebih berorientasi ke masa depan daripada saat ini, dan saya lebih
bisa makan tidak enak sehari-harinya...ha...ha...ha....